Home /
cerita anak /
cerita jepang /
cerita legenda /
cernak /
children /
children story /
folk story /
short story /
The Three Charms and Mountain Witch (Sanmai no Ofuda) Part 2
The Three Charms and Mountain Witch (Sanmai no Ofuda) Part 2
"You saw me, didn't you, boy? That's right, I'm a mountain witch. And now I'm going to eat you." As she said this, the witch tried to grab the youth.
Panicking, he said, "Uh . . . OK. But first let me go to the toilet. I'm going to wet myself if I don't go."
"Well, all right, I suppose. But I'm going to tie you up with rope and go with you so you can't escape."
The boy entered the toilet tied up with rope. The witch stood guard outside the door.
"Aren't you finished yet?"
"Just a little more. Wait a minute!" answered the boy, but he knew he couldn't keep this up forever. "What shall I do? Ah! Of course! I can use the paper charm the priest gave me to escape!" he thought. The boy attached one of the charms to the wall of the toilet and asked it to help him: "Oh lucky charm, please pretend to be me and answer the witch."
He snuck out of the toilet window and fled as fast as he could toward the temple.
"Boy! Haven't you finished? You're very slow!" the witch continued to shout, thinking the boy was still inside.
"Just a little more. Wait a minute!" answered the charm in the boy's voice.
The witch began to get suspicious since every time she asked the boy to hurry up, the same answer would come back. Finally, she couldn't wait any longer and peered inside. The boy was gone.
"That rascal! He cheated me! He'll regret this!" fumed the angry witch and began to chase after the boy.
"Woah, that was close," said the boy to himself as he ran, calming down a little. Then he looked back.
"Stop where you are, boy! I'm going to eat you now!" The witch looked even more scary now that she was angry and was chasing him very fast.
"Oh no! If she catches me I'm dead! Lucky charm, please make a river appear behind me." As he made this wish to the second charm, suddenly a big river appeared, and the witch was swallowed up in its current.
"The witch will surely drown in that," sighed the boy in relief. But as soon as he thought this, the witch used her magic powers to swallow all the water in the river and started chasing him again.
"Oh no! This time make me a sea of fire," asked the boy to his last paper charm. Suddenly, a sea of fire appeared behind him and enveloped the witch. But the witch blew out all the water she had just swallowed, putting out the fire, and once again ran after him.
Bahasa Indonesia:
"Kamu melihat aku, kan, Nak? Benar, aku penyihir gunung. Dan sekarang aku akan memakanmu." Saat dia mengatakan itu, sang penyihir mencoba menarik pemuda itu.
Panik, dia berkata, "Uh ... baiklah, tapi pertama-tama izinkan saya pergi ke toilet, aku akan membasahi diri dulu."
"Baiklah, tapi aku akan mengikatmu dengan tali dan pergi bersamamu sehingga kamu tidak bisa melarikan diri."
Anak laki-laki itu memasuki toilet dalam keadaan diikat dengan tali. Si penyihir berjaga di luar pintu.
"Kamu belum selesai?"
"Sedikit lagi tunggu sebentar!" jawab anak itu, tapi dia tahu dia tidak bisa terus-terusan seperti ini. "Apa yang harus aku lakukan? Ah Tentu saja aku bisa menggunakan kertas sihir yang diberikan Guru kepadaku untuk melarikan diri!" pikirnya. Anak laki-laki itu menempelkan salah satu kertas mantra ke dinding toilet dan memintanya untuk membantunya: "Oh sihir keberuntungan, tolong berpura-puralah menjadi aku dan jawab si penyihir."
Dia menyelinap keluar dari jendela toilet dan melarikan diri secepat mungkin menuju kuil.
"Nak, apa kamu belum selesai? Kamu lamban sekali!" Penyihir terus berteriak, mengira anak laki-laki itu masih di dalam.
"Sedikit lagi tunggu sebentar!" jawab kertas sihir dengan suara anak laki-laki itu.
Penyihir mulai curiga karena setiap kali dia meminta anak laki-laki itu cepat-cepat, jawabannya selalu sama. Akhirnya, dia tidak bisa menunggu lebih lama dan mengintip ke dalam. Dan sadar anak laki-laki itu pergi.
"Kurang ajar anak itu. Dia menipu aku. Dia akan menyesalinya!" menggerutu, penyihir marah dan mulai mengejar anak laki-laki itu.
"Woah, sudah dekat," kata anak itu pada dirinya sendiri saat berlari, sedikit menenangkan diri. Lalu dia menengok ke belakang.
"Berhenti di tempatmu, Nak, aku akan memakanmu sekarang!" Penyihir itu tampak semakin menakutkan sekarang karena dia marah dan mengejarnya dengan sangat cepat.
"Oh tidak, jika dia menangkapku, aku pasti mati! Kertas keberuntungan, tolong buat sungai muncul di belakangku." Selesai mengucapkan permintaannya, tiba-tiba sebuah sungai besar muncul, dan penyihir ditelan oleh arusnya.
"Penyihir pasti akan mati tenggelam kali ini," desah anak itu lega. Tapi baru saja selesai memikirkan itu, penyihir itu menggunakan kekuatan sihirnya untuk menelan semua air di sungai dan mulai mengejarnya lagi.
"Oh tidak! Kali ini buatlah lautan api," pinta bocah itu pada kertas sihirnya yang terakhir. Tiba-tiba, lautan api muncul di belakangnya dan menyelimuti si penyihir. Tapi penyihir itu memuntahkan semua air yang baru saja ditelannya untuk memadamkan api, dan sekali lagi mengejarnya.
be Contunued to Part 3, Part 4
Sumber gambar: japanese-painting.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar